Aray


"Aray, tolong kamu jangan bicarakan kasus ini pada siapapun ya, Ayah mohon sama kamu," Ayahku mengiba dengan raut yang menjijikkan.
"Aku memang cuman mau menyelesaikan masalah ini dengan Ayah, tanpa melibatkan pihak lain. Aku ngga habis pikir sama Ayah, aku kecewa."
Ayahku tampak terkejut ketika aku mengucapkan kata kecewa.
"Ray, Ayah siap ngelakuin apa saja buat kamu biar kamu bisa maafin Ayah. Tolong naafin Ayah ya, Ray." Ayah semakin mengiba.
"Maaf, Yah, aku belum bisa maafin Ayah," ucapku lalu membalikkan badan, berjalan menuju kamar.
Saat ini aku hancur. Aku kehilangan pegangan. Aku hanya bisa menangis di dalam kamar, dengan perasaan yang tersayat-sayat. Aku tergerak untuk melempar kotak merah yang ada di meja di dekatku ke jendela, hingga kaca jendela pecah dan kotak itu terlempar ke luar. Aku benar-benar gila dan hilang akal.
"Ya Tuhan, engkau memang bajingan! Kenapa kau beri cobaan seperti ini," batinku dalam hati. Aku hanya ingin mengutuk semua hal di dunia ini, termasuk mengutuk hidupku sendiri. Bajingan. Aku ingin pulang ke rumah sekarang juga. Maaf untuk semuanya.

TAMAT
Trilogi Ketiga. Baca cerita sebelumnya Mariana dan Prius

Comments

Popular Posts