Aray
"Aray, tolong kamu
jangan bicarakan kasus ini pada siapapun ya, Ayah mohon sama kamu," Ayahku
mengiba dengan raut yang menjijikkan.
"Aku memang cuman
mau menyelesaikan masalah ini dengan Ayah, tanpa melibatkan pihak lain. Aku
ngga habis pikir sama Ayah, aku kecewa."
Ayahku tampak terkejut
ketika aku mengucapkan kata kecewa.
"Ray, Ayah siap
ngelakuin apa saja buat kamu biar kamu bisa maafin Ayah. Tolong naafin Ayah ya,
Ray." Ayah semakin mengiba.
"Maaf, Yah, aku
belum bisa maafin Ayah," ucapku lalu membalikkan badan, berjalan menuju
kamar.
Saat ini aku hancur.
Aku kehilangan pegangan. Aku hanya bisa menangis di dalam kamar, dengan
perasaan yang tersayat-sayat. Aku tergerak untuk melempar kotak merah yang ada
di meja di dekatku ke jendela, hingga kaca jendela pecah dan kotak itu
terlempar ke luar. Aku benar-benar gila dan hilang akal.
"Ya Tuhan, engkau
memang bajingan! Kenapa kau beri cobaan seperti ini," batinku dalam hati.
Aku hanya ingin mengutuk semua hal di dunia ini, termasuk mengutuk hidupku
sendiri. Bajingan. Aku ingin pulang ke rumah sekarang juga. Maaf untuk semuanya.
Comments
Post a Comment