Tunggal
Hari ini sudah hampir seminggu kakakku pindah ke kota lain. Dia sekarang
tinggal di Jakarta karena dapat kerja baru di sana. Sebenarnya ada alasan lain
kenapa dia pindah Jakarta selain kerjaan, pasti karena dia pingin lebih deket
sama ayang, HAHAHA!
Okay, serius.
Jujur sebelum dia pergi ada beberapa ketakutan yang aku pikirkan, seperti
apakah aku bisa mandiri atau tidak, karena memang selama ini dia adalah salah
satu orang yang selalu siap membantu kalau aku ada masalah. Khawatir juga tentu
ada, seperti apakah dia bisa baik-baik saja di sana atau tidak. Tapi kalau dipikir-pikir,
justru aku yang lebih sering pergi sebelumnya. Apa mungkin aku sering bikin
orang lain khawatir juga tanpa aku sadari?
Di umurku 16 tahun aku sudah tertantang untuk tinggal di Jakarta, atau mungkin
bukan spesifik Jakarta, sih, yang penting bisa jauh dari orang tua (biasa anak
muda, pingin bebas, hehe). Kebetulan saat di SMK ada program magang selama 6
bulan, dan untuk wilayah penempatan siswa bisa memilih sendiri, tanpa ragu aku
langsung pilih Jakarta. Tapi pihak sekolah mengatakan pilihan tersebut harus
mendapat restu dari orang tua masing-masing siswa. Nah ini, drama dimulai.
Pokoknya orang tuaku sempat mencegah dan sedikit berdebat sampai akhirnya aku
bisa meyakinkan mereka.
Kakakku sebelum memutuskan pindah Jakarta juga mengalami itu, sempat
beberapa kali dicegah sampai akhirnya bisa beneran pindah. Aku tidak mungkin
mencegah, yang bisa aku lakukan cuman support. Niat dia bagus kok,
mengembangkan karir, I can’t hold her, I won’t hold her, I will let her
flying high.
Setelah beberapa hari dia pergi pun terbukti semuanya baik-baik saja,
tidak ada masalah yang perlu bantuan dia. Semua aman, walaupun suasana rumah
agak berbeda, tapi tetap bisa diatasi.
Okay cukup sekian, sih, I guess. I hope everything and everyone
will be okay always. Bye!
p.s: judul
tulisan ini diambil dari celotehan tetangga yang bilang, “Bayu, kamu sekarang
jadi anak tunggal yaa di rumah.”
Comments
Post a Comment