Varvakeion
Hujan sore ini mengingatkanku tentang kenangan seorang gadis anggun yang
misterius. Sosoknya yang pendiam membuat penasaranku meronta, "hey, boleh
berkenalan?". Namun ada yang mengumpat keberanian, "tidak perlu kau
lakukan itu, bodoh".
Aku hanya bisa dan hanya ingin menatap punggungmu saja ketika kau
bersama seorang teman dekatmu itu. Sesekali kau memergoki. Oh bukan, aku
sendiri yang mengakui. Aku tahu kau tersenyum di sisi sana. Entah bahagia
diam-diam, atau risih dengan tatapan dalam.
Aku menciptakan lagu tentangmu untuk pribadiku, namun kau memaksa untuk
mendengarnya. Inspirasi datang secara ranca ketika kau menjadi objeknya. Tak
pernah sebelum ini aku merasa linglung macam ini (saat berada bersama
seseorang). Bahkan saat bersama permata. Rupanya seperti orang menenggak
sebelas seloki chianti.
Persona yang kau terapkan tidak pernah sekalipun membuat asaku menyerah.
Justru perasaan itu membayangiku ketika ku dapatkan waktu berkualitas untuk
diriku sendiri. Tapi ada-adanyakah ku tinggalkan bohemian yang selama ini
membebaskan. Demi dia? Masa bodoh dengan masa-masa itu. Kali ini aku ingin
serius. Serius, serius seperti yang terjadi belakangan.
Maukah kau memulai ini?
Trilogi cerbung: Varvakeion, Memori Tentangmu, dan Jujur Aku Suka
Comments
Post a Comment